Tarik benang dikenal sebagai treatment tanpa operasi yang efektif mengatasi masalah kulit kendur. Ada beragam jenis benang tarik benang yang umum digunakan dokter estetika. Namun sayangnya nggak semuanya efektif untuk mengencangkan kulit, Wijaya Lovers!
Benang Polydioxanone (PDO) mono
Benang lurus ini memiliki tekstur yang mulus tanpa gerigi. Termasuk jenis benang yang umum digunakan karena dapat diserap tubuh. Namun, PDO mono yang disebut mampu merangsang pertumbuhan kolagen ini ternyata tidak memiliki efek menarik (lifting) yang efektif.
Benang Polypropylene
Bahan pada benang ini umum digunakan untuk menutup luka operasi. Tetapi sayangnya, jenis benang ini termasuk yang sulit hancur oleh enzim. Sehingga harus dikeluarkan dari kulit di masa mendatang.
Spring Thread
Jenis benang ini adalah favorit para dokter estetika dan klinik skincare. Benang berkomposisi silikon padat ini dianggap paling efektif memberikan efek menarik kulit (lifting) setelah treatment. Meski begitu, pendapat ini tak sepenuhnya benar ya Wijaya Lovers.
Benang COG
Benang ini adalah yang paling efektif bikin kulit kencang. Memiliki tekstur gerigi, COG adalah jenis benang untuk tarik benang yang memberikan efek lifting memuaskan sampai 3 bulan lamanya.
Meski tersedia berbagai pilihan jenis benang, namun pasien tarik benang masih mungkin dihantui oleh risiko-risiko. Misalnya abses, granulasi, keloid, dan bopeng (sikatrik) yang muncul dari beragam penyebab.
Sebagai saran, sebaiknya pikirkan secara matang sebelum melakukan tarik benang. Sebab tak selamanya treatment ini memberikan hasil yang sepadan dengan biaya, hasil, dan risikonya.
Di Wijaya Platinum Clinic tersedia alternatif yang bisa menjadi solusi mengencangkan kulit. Diantaranya filler, botox, dan HIFU.
Ditulis kembali dari artikel Resiko Tarik Benang – dr Frans Hery Widjaja MD